Brand Engangement

Sebuah merek memainkan peranan penting bagi sebuah produk dan perusahaan. Membentuk jalinan kuat antara konsumen dan merek menjadi tujuan utama dari aktivitas pemasaran. Faktor penting dalam memahami perilaku konsumen dapat ditentukan melalui bagaimana konsumen menggunakan suatu merek. Diantara banyak cara konsumen berinteraksi dengan produk atau merek tertentu, brand engagement salah satu prediktor terkuat dalam menentukan loyalitas konsumen terhadap suatu merek. Pengetahuan akan suatu merek tidaklah cukup bagi menentukan loyalitas konsumen terhadap produk, sehingga dibutuhkan keterikatan emosional dalam bentuk komitmen terhadap suatu merek atau kecintaan merek. Keterikatan tersebut dapat diidentifikasi melalui adanya sikap yang didasarkan atas kemauan untuk mempertahankan hubungan jangka panjang degan suatu merek tertetu. Secara definisi brand engagement dapat diartikan sebagai proses pembentukan hubungan yang bermakna antara konsumen dengan sebuah brand, dimana dalam proses

Pertumbuhan Ekonomi (MAKALAH)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Pada setiap akhir tahun, masing-masing negara selalu mengumpulkan data-data statistiknya yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP relatifnya dan dengan penuh harap mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang membesarkan hati. Pengejaran pertumbuhan merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua negara di dunia ini. Seperti kita telah ketahui berhasil atau tidaknya program-program pembangunan di negara-negara dunia ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi sebagai tolak ukur penilaian pertumbuhan ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara luas, untuk itu kita diharapkan tidak tertinggal dan mau tidak mau juga harus berusaha mempelajari hakekat dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebut.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi memliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus-menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian semakin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya semakin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi rill melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan keterampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.
1.2 Tujuan
            Tujuan pembuatan makalah tentang masalah pokok pembangunan, yaitu:
  1. Mengetahui pertumbuhan ekonomi, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan perdebatan masalah pertumbuhan.
  2. Mengetahui masalah distribusi pendapatan, kemiskinan, dan strategi mengurangi kemiskinan.
  3. Memenuhi tugas kelompok mata kuliah ekonomi pembangunan.

1.3 Perumusan Masalah
            Berdasarkan tema yang akan diangkat kami merumuskan masalah sesuai pertanyaan yang telah kami susun. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang telah kami susun:
  1. Apakah yang dimaksud pertumbuhan ekonomi?
  2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi?
  3. Apa saja yang menjadi perdebatan masalah pertumbuhan?
  4. Apa saja yang menjadi masalah distribusi pendapatan dan kemiskinan?
  5. Bagaimanakah cara mengatasi masalah kemiskinan?
1.4 Manfaat Penulisan
            Hasil penulisan ini diharapkan bermanfaat :
  1. Bagi penyusun, semoga dapat menambah pengetahuan dalam masalah pembangunan ekonomi, sehingga dapat lebih memahami masalah yang sering terjadi pada setiap negara.
2.      Bagi mahasiswa, menambah pengetahuan sehingga dapat memotivasi mereka untuk memajukan ekonomi Indonesia.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1  Pertumbuhan Ekonomi
Selama dua dasawarsa yang lalu titik perhatian ekonomi dunia ditujukan pada upaya-upaya untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan nasional riil. Para ekonom beranggapan bahwa pertumbuhan pendapatan nasional riil tersebut bisa digunakan sebagai ukuran kinerja perekonomian suatu negara. Oleh karena itu penting sekali bagi kita untuk mencoba memahami sifat dan sebab-sebab terjadinya pertumbuhan tersebut.
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam setiap masyarakat adalah:
1.      Akumulasi Modal, termasuk semua investasi baru yang berwujud tanah (lahan), peralatan fisikal dan sumber daya manusia (human resources)
     Akumulasi modal akan terjadi jika ada proporsi dan kemudian dari pendapatan sekarang yang ditabung dan kemudian diinvestasikan untuk memperbesar output pada masa yang akan datang. Pabrik-pabrik, mesin-mesin, peralatan-peralatan dan barang-barang baru akan meningkatkan stok modal (capital stock) fisikal dari suatu negara (yaitu jumlah riil bersih dari semua barang-barang modal produktif secara fisikal) yang memungkinkan untuk mencapai tingkat output yang lebih besar.
     Investasi-investasi produktif secara langsung ini ditambah dengan investasi-investasi infrastruktur sosial dan ekonomi yaitu jalan raya, listrik, air, sanitasi, komunikasi untuk mempermudah dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan ekonomi. Ada lagi cara untuk menginvestasikan sumberdaya negara yaitu dengan cara tidak langsung. Instalasi fasilitas-fasilitas irigasi bisa memperbaiki kualitas lahan pertanian dengan peningkatan produktivitas per hektar.
Sama halnya dengan investasi tak langsung, investasi dalam sumber daya manusia (human invesment) bisa memperbaiki kualitasnya dan juga mempunyai pengaruh yang sama atau bahkan lebih besar terhadap produksi, karena bertambahnya jumlah sumber daya manusia.
2.      Pertumbuhan Populasi
Pertumbuhan populasi dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan angkatan kerja (labor force) secara tradisional telah dianggap sebagai faktor yang positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi.
3.      Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi merupakan faktor yang paling penting bagi pertumbuhan ekonomi menurut para ekonom. Kemajuan teknologi disebabkan oleh cara-cara baru dan cara-cara yang diperbaiki dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tradisonal, seperti cara menanam padi, membuat pakaian atau membangun rumah. Ada 3 macam klasifikasi dari kemajuan teknologi, yaitu :
a.       Netral
Kemajuan teknologi yang bersifat netral terjadi jika tingkat output yang dicapai lebih tinggi pada kuantitas dan kombinasi-kombinasi faktor input yang sama. Inovasi-inovasi yang timbul dari pembagian kerja (division of labour) bisa menghasilkan tingkat ouput total yang lebih tinggi dan semua orang.
b.      Hemat Tenaga Kerja (Labour Saving) atau Hemat Modal (Capital  Saving)
Kemajuan teknologi bisa bersifat hemat tenaga kerja atau hemat modal, yaitu tingkat output yang lebih tinggi bisa dicapai dengan kuantitas tenaga kerja atau input modal yang sama. Penggunaan komputer, traktor dan alat-alat mekanisasi lainnya yang merupakan mesin-mesin dan peralatan modern bisa diklasifikasikan sebagai hemat tenga kerja.
Kemajuan teknologi yang bersifat hemat modal sangat jarang sekali terjadi, karena hampir semua penelitian ilmiah dan perkembangan teknologi yang dilakukan di negara maju adalah bertujuan untuk menghemat tenaga kerja, bukan modal. Tetapi untuk negara-negara sedang berkembang, maka kemajuan teknologi yang bersifat hemat modal sangat dibutuhkan. Metode produksi yang lebih efisien (biaya produksi rendah) adalah metode produksi yang padat tenaga kerja (labour intensive). Salah satu contohnya industri rumah, seperti industri tempe, tahu, dsb.
c.       Kemajuan Teknologi Perluasan Tenaga Kerja (Capital Augmenting) atau Perluasan Modal (Capital Augmenting)
     Kemajuan teknologi yang bersifat perluasan tenaga kerja terjadi jika kualitas atau keahlian angkatan kerja ditingkatkan, misalnya penggunaan video, televisi dan media komunikasi elektronik lainnya dalam memberikan pelajaran di kelas. Sementara itu kemajuan teknologi perluasan modal terjadi jika penggunaan modal secara lebih produktif, misalnya penggantian bahan untuk membuat bajak dari kayu menjadi baja dalam produksi pertanian.
2.3 Karakteristrik Pertumbuhan Ekonomi Modern
Simon Kuznets dalam mengukur dan menganalisa sejarah pertumbuhan pendapatan nasional negara-negara maju, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai “kemampuan negara itu  kemampuan ini berdasarkan kepada kemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkan”. Ketiga komponen pokok dari definin ini sangat penting artinya :
1.      Kenaikan output nasional secara terus menerus merupakan perwujudan dari pertumbuhan ekonomi dan kemampuan untuk menyediakan berbagai macam barang ekonomi merupakan tanda kematangan ekonomi.
2.      Kemajuan teknologi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, namun belum merupakan syarat cukup. Untuk merealisir potensi pertumbuhan yang terkandung dalam teknologi baru.
3.      Penyesuaian kelembagaan, sikap dan ideologi harus dilakukan. Inovasi teknologi tanpa disertai inovasi sosial ibarat bola lampu tanpa aliran listrik. Potensi ada tetapi tanpa input yang melengkapi tidak akan berarti apa-apa.
Dalam analisisnya yang mendalam, Kuznets memisahkan 6 karakteristik yang terjadi dalam proses pertumbuhan pada hampir semua negara maju, yaitu :
-          Dua variabel ekonomi agregatif :
1.      Tingginya tingkat pertumbuhan output per kapita dan populasi
2.      Tingginya tingkat kenaikan produktivitas faktor produksi secara keseluruhan, terutama produktivitas renaga kerja.
-          Dua variabel transformasi struktural :
1.      Tingginya tingkat transformasi struktur ekonomi
2.      Tingginya tingkat transformasi sosial dan ideologi
-          Dua faktor yang mempengaruhi meluasnya pertumbuhan ekonomi internasional:
1.      Kecenderungan negara-negara maju secara ekonomis untuk menjangkau seluruh dunia untuk mendapatkan pasar dan bahan baku.
2.      Pertumbuhan ekonomi ini hanya terbatas pada sepertiga populasi dunia.
Ciri-ciri Pertumbuhan Ekonomi :
1.      Laju Pertumbuhan Penduduk
2.      Produk Per Kapita
3.      Peningkatan Produktivitas
4.      Laju Perubahan Struktural yang Tinggi
5.      Urbanisasi
6.      Ekspansi Negara Maju
7.      Arus Barang, Modal, dan Tenaga Kerja antar Bangsa

2.4 Perdebatan Pertumbuhan Ekonomi
Di awal tahun 1970-an terjadi perubahan persepsi pemerintah dan swasta secara luar biasa mengenai tujuan utama kegiatan ekonomi. Di negara-negara kaya maupun negara-negara miskin tumbuh kekecewaan terhadap kekecewaan hati untuk mengejar pertumbuhan sebagai tujuan pokok ekonomi masyarakat.
Di negara-negara maju, tekanan yang utama tampaknya usaha untuk mengeser orientasi pada pertumbuhan ekonomi menuju ke usaha yang lebih memperhatikan kualitas hidup (quality of life). Terjadi protes keras terhadap ganasnya pertumbuhan ekonomi dan akibat polusi oleh air dan udara, penipisan cadangan sumber daya alam dan perusakan keindahan-keindahan alam.
Di negara-negara miskin yang menjadi perhatian utama adalah masalah pertumbuhan versus distribusi pendapatan. Banyak negara sedang berkembang yang mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi pada tahun 1960-an mulai menyadari bahwa pertumbuhan semacam itu hanya sedikit manfaatnya bagi pemecahan masalah kemiskinan. Tingkat pengangguran dan pengangguran semu meningkat di daerah pedesaan dan perkotaan. Distribusi pendapatan antara kaya dan miskin semakin tidak merata. Banyak orang merasakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi telah gagal untuk menghilangkan atau bahkan mengurangi luasnya kemiskinan absolut di negara-negara sedang berkembang.
Dengan kata lain, pertumbuhan GNP per kapita yang cepat tidak secara otomatis meningkatkan tingkat hidup rakyat banyak. Malah pertumbuhan GNP per kapita di beberapa negara swedang berkembang (seperti Pakistan, India, Kenya dan lain-lain) telah menimbulkan penurunan absolut dalam tingkat hidup orang miskin di perkotaan dan pedesaan.  Apa yang disebut proses “trickle down effect” dari manfaat pertumbuhan ekonomi bagi orang miskin tidak terjadi.

2.5 Fungsi Pendapatan
Ketidakmerataan Distribusi Pendapatan
Irma Adelman dan Cynthia Taft Morris mengemukakan 8 penyebab ketidakmerataan distribusi pendapatan di negara-negara sedang berkembang, yaitu :
1.      Pertambahan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan menurunnya pendapatan per kapita.
2.      Inflasi dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara proporsional dengan pertambahan produksi barang-barang.
3.      Ketidakmerataan pembangunan antar daerah.
4.      Investasi yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang padat modal (capital Intensive), sehingga presentase pendapatan yang berasal dari kerja, sehingga pengangguran bertambah.
5.      Rendahnya mobilitas sosial.
6.      Pelaksanaan kebijaksanaan industri substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan harga-harga barang hasil industri untuk melindungi usaha-usaha golongan kapitalis.
7.      Memburuknya nilai tukar (terms of trade) bagi negara-negara maju, sebagai akibat ketidakelastisan permintaan negara-negara terhadap barang-barang ekspor negara sedang berkembang.
8.      Hancurnya industri-industri kerajinan rakyat seperti pertukangan, industri rumah tangga dan lain-lain.
2   Koefisien Gini
Suatu ukuran yang singkat mengenai derajat ketidakmerataan distribusi pendapatan dalam suatu negara bisa diperoleh dengan menghitung luas daerah antara garis diagonal (kemerataan sempurna) dengan kurva Lorenz dibandingkan dengan luas total dari separuh bujur sangkar dimana terdapat kurva Lorenz tersebut.
3  Distribusi Fungsional
Ukuran distribusi pendapatan lain yang sering digunakan oleh para ekonom adalah distribusi fungsional atau distribusi pangsa faktor produksi (factor share distribution). Ukuran distribusi ini berusaha untuk menjelaskan pangsa (share) pendapatan nasional yang diterima oleh masing-masing faktor produksi. Disamping memandang individu-individu sebagai kesatuan yang terpisah, teori ukuran distribusi pendapatan fungsional tersebut menyelidiki persentase yang diterima tenaga kerja secara keseluruhan dibandingkan dengan presentase dari pendapatan nasional yang terdiri dari : sewa, bunga dan laba.
Sayangnya relevansi teori fungsional ini dilemahkan oleh kegagalannya dalam memperhitungkan peranan dan pengaruh penting dari kekuatan-kekuatan “non-psar” seperti “kekuatan” untuk menentukan harga-harga faktor produksi, misalnya perjanjian bersama antara para pekerja dan kekuatan para monopolis atau tuan tanah dalam penetapan tingkat upah.





2.6 Kemiskinan
Aspek dan Karakteristik Kemiskinan
Menurut Andre Bayo Ala (1981) ada beberapa kemiskinan, yaitu :
1.      Kemiskinan itu multi dimensional. Artinya, karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam, maka kemiskinan pun memiliki banyak aspek. Dilihat dari kebijaksanaan umum, maka kemiskinan meliputi aspek primer yang berupa miskin asset-asset, organisasi sosial politik dan pengetahuan secara keterampilan; dan aspek sekunder yang berupa miskin akan jaringan sosial, sumber-sumber keuangan dan informasi. Dimensi-dimensi kemiskinan tersebut termanifestasikan dalam bentuk kekurangan gizi, air, perumahan yang tidak sehat, perawatan kesehatan yang kurang baik dan pendidikan yang kurang baik juga.
2.      Aspek-aspek kemiskinan saling berkaitan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini berarti bahwa kemajuan atau kemunduran pada salah satu aspek dapat mempengaruhi kemajuan atau kemunduran pada aspek lainnya.
3.      Bahwa yang miskin adalah manusianya, baik secara individual mapun kolektif. Kita sering mendengar istilah kemiskinan pedesaan (rural poverty), kemiskinan perkotaan (urban poverety) dan sebagainya. Namun demikian, bukan berarti desa atau kota tersebut yang mengalami kemiskinan, tetapi orang-orang atau penduduk (manusianya) yang menderita “miskin”.
Emil Salim mengemukakan 5 karakteristik kemisikinan, yaitu :
a.       Mereka yang hidup di bawah kemiskinan pada umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti tanah yang cukup, modal ataupun keterampilan. Faktor produksi yang dimiliki umumnya sedikit sehingga kemampuan untuk memperoleh pendapatan sangat terbatas.
b.      Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuaatan sendiri. Pendapatan yang diperolehnya tidak cukup untuk memperoleh tanah garapan sendiri ataupun modal usaha. Di samping itu mereka tidak memenuhi syarat mendapatkan kredit perbankan, sebagai jaminan kredit dan lain-lain, yang mengakibatkan mereka berpaling ke rentenir yang biasanya mempunyai bunga yang sangat tinggi.
c.       Tingkat pendidikan umumnya rendah, tak sampai tamat Sekolah Dasar (SD). Waktu mereka pada umumnya habis tersita untuk mencari nafkah sehingga tidak ada lagi waktu unutuk belajar. Demikian juga dengan anak-anak mereka, tidak dapat menyelesaikan sekolahnya karena harus membantu orang tuanya mencari tambahan pendapatan.
d.      Banyak diantara mereka tidak mempunyai tanah, kalaupun ada tetapi relatif sempit. Pada umunya mereka menjadi buruh tani atau pekerja kasar di luar pertanian. Oleh karena pekerjaan pertanian bersifat musiman, maka kesinambungan kerja menjadi kurang terjamin. Banyak diantara mereka lalu menjadi pekerja bebas yang berusaha apa saja. Akibatnya dalam situasi penawaran tenaga kerja yang besar, maka tingkat upah menjadi rendah sehingga mendukung mereka selalu hidup di bawah kemiskinan.
e.       Banyak diantara mereka yang hidup di kota masih berusia muda dan tidak mempunyai ketrampilan atau pendidikan, sehingga kota tidak siap menampung gerak urbanisasi dari desa.
2.7 Kemiskinan Absolut dan Relatif
Menurut Sajogyo, kemiskinan adalah suatu tingkat kehidupan yang berada di bawah standar kebutuhan hidup minimum yang ditetapkan berdasarkan atas kebutuhan pokok pangan yang membuat orang cukup bekerja dan hidup sehat berdasarkan atas kebutuhan beras dan kebutuhan gizi.
Pengertian tentang kemiskinan ada dua yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut diartikan sebagai suatu keadaan dimana tingkat pendapatan absolut dari satu orang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, seperti sandang, pangan, pemukiman, kesehatan dan pendidikan. Kemiskinan relatif adalah tingkat relatif suatu daerah dapat dihitung dengan melihat proporsi pendapatan nasional yang diterima oleh sekelompok penduduk dengan kelas pendapatan tertentu dibandingkan dengan proporsi pendapatan nasional yang diterima oleh sekelompok penduduk dengan kelas pendapatan lainnya.
2.8 Strategi Mengurangi Kemiskinan
Indonesia memang telah mencapai hasil yang memuaskan dalam menurunkan tingkat kemiskinan sejak tahun 1960-an dan juga telah berhasil mengurangi efek dari krisis. Tetapi Indonesia masih harus menghadapi tiga masalah mendasar dalam upaya mengangkat sebagian besar penduduk yang masih terhimpit kemiskinan dan kepapaan, yaitu:
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi. Jumlah penduduk miskin tidak akan dapat dikurangi secara signifikan tanpa adanya pertumbuhan ekonomi yang bermanfaat bagi orang miskin. Pada periode setelah krisis, berkurangnya penduduk miskin lebih banyak disebabkan karena membaiknya stabilitas ekonomi dan turunnya harga bahan makanan. Untuk menurunkan tingkat kemiskinan lebih jauh lagi, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi merupakan suatu keharusan.
2. Peningkatan pelayanan sosial bagi masyarakat miskin. Indonesia harus dapat menyelesaikan masalah dalam bidang pelayanan sosial agar manfaat dari pembangunan lebih dirasakan. Peningkatan dalam efektifitas dan efisiensi pemberian pelayanan sosial, dapat dicapai dengan mengusahakan perbaikan dalam sistem kelembagaan dan kerangka hukum, termasuk dalam aspek-aspek yang terkait dengan desentralisasi. Hal ini akan membuat penyedia jasa mengenali tanggung jawab mereka dalam menjaga kualitas pelayanan yang diberikan, disamping memberikan kesempatan bagi pemerintah dan masyarakat untuk mengawasi aktifitas tersebut.
3. Perlindungan bagi si miskin. Kebanyakan penduduk Indonesia rentan terhadap kemiskinan. Hampir 40 persen dari penduduk, hidup hanya sedikit di atas garis kemiskinan nasional dan mempunyai pendapatan kurang dari US$2 per hari. Perubahan sedikit saja dalam tingkat harga, pendapatan dan kondisi kesehatan, dapat menyebabkan mereka berada dalam kemiskinan, setidaknya untuk sementara waktu. Program perlidungan sosial yang ada tidaklah mencukupi dalam menurunkan tingkat resiko bagi keluarga miskin, walaupun memberikan manfaat pada keluarga yang lebih berada. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan menyediakan program perlindungan sosial yang lebih bermanfaat bagi penduduk miskin serta masyarakat yang rentan terhadap kemiskinan.
2.9 Sepuluh Langkah Menaklukan Kemiskinan
Penanganan berbagai masalah di atas memerlukan strategi penanggulangan kemiskinan yang jelas. Pemerintah Indonesia dan berbagai pihak terkait lainnya patut mendapat acungan jempol atas berbagai usaha yang telah dijalankan dalam membentuk strategi penanggulangan kemiskinan. Hal pertama yang dapat dilakukan oleh pemerintahan baru adalah menyelesaikan dan mengadaptasikan rancangan strategi penanggulangan kemiskinan yang telah berjalan. Kemudian hal ini dapat dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan. Berikut ini dijabarkan sepuluh langkah yang dapat diambil dalam mengimplementasikan strategi pengentasan kemiskinan tersebut.
1.      peningkatan fasilitas jalan dan listrik di pedesaan.
  1. perbaikan tingkat kesehatan melalui fasilitas sanitasi yang lebih baik.
  2. penghapusan larangan impor beras.
  3. pembatasan pajak dan retribusi daerah yang merugikan usaha lokal dan orang miskin.
  4. pemberian hak penggunaan tanah bagi penduduk miskin.
  5. membangun lembaga-lembaga pembiayaan mikro yang memberi manfaat pada penduduk miskin.
  6. perbaikan atas kualitas pendidikan dan penyediaan pendidikan transisi untuk sekolah menengah.
  7. mengurangi tingkat kematian ibu pada saat persalinan.
  8. menyediakan lebih banyak dana untuk daerah-daerah miskin.
  9. merancang perlindungan sosial yang lebih tepat sasaran.





BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Dalam menentukan suatu negara dapat dikatakan sebagai negara pertumbuhan yaitu dengan cara menghitung pendapatan nasional riilnya, karena itu dianggap sebagai suatu kinerja bagi setiap negara. Disisi lain dalam makalah ini juga membahas penghambat dalam pembangunan ekonomi disebabkan oleh berbagai macam masalah, diantaranya distribusi pendapatan, dan kemiskinan.  
Pembahasan masalah distribusi pendapatan dan kemiskinan ini sebenarnya sulit untuk dipisahkan. Lewat pemahaman yang mendalam akan masalah ketidakmerataan dan kemiskinan ini memberikan dasar yang baik untuk menganalisis masalah pembangunan yang lebih khusus. Perhatian terhadap kemisikinan semakin meningkat, masalah kemiskinan semakin meningkat. Perhatian tersebut mencakup berapa luasnya masalah kemiskinan, definisi, dan sebab-sebab yang menimbulkan kemiskinan. Kemiskinan setidaknya dapat dilihat dari 2 sisi, yaitu: kemiskinan absolute, dimana dengan pendekatan ini diidentifikasikan jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan tertentu. Kedua, kemiskinan relatif, yaitu pangsa pendapatan nasional yang diterima oleh masing-masing golongan pendapatan. Dengan kata lain, kemiskinan relatif amat erat kaitannya dengan masalah distributif pendapatan.

3.2  Saran
Terjadinya berbagai masalah dalam pembangunan ekonomi setiap negara sebaiknya lebih diperhatikan, karena banyak sekali setiap masyarakat yang merasakan dampaknya, salah satunya kemiskinan yang menjadi masalah pokok setiap negara di dunia.
Cara yang tepat yaitu dengan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Jumlah penduduk miskin tidak akan dapat dikurangi secara signifikan tanpa adanya pertumbuhan ekonomi yang bermanfaat bagi orang miskin. Pada periode setelah krisis, berkurangnya penduduk miskin lebih banyak disebabkan karena membaiknya stabilitas ekonomi dan turunnya harga bahan makanan. Untuk menurunkan tingkat kemiskinan lebih jauh lagi, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi merupakan suatu keharusan.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincoln. 1998. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : Penerbit STIE YKPN
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : Penerbit UPP AMP YKPN
Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi. Diakses pada tanggal 14 Maret 2013.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MOTIVASI MANAJEMEN

Teori Produksi Jangka Pendek

EKONOMI MIKRO :PERMINTAAN DAN PENAWARAN