Brand Engangement

Sebuah merek memainkan peranan penting bagi sebuah produk dan perusahaan. Membentuk jalinan kuat antara konsumen dan merek menjadi tujuan utama dari aktivitas pemasaran. Faktor penting dalam memahami perilaku konsumen dapat ditentukan melalui bagaimana konsumen menggunakan suatu merek. Diantara banyak cara konsumen berinteraksi dengan produk atau merek tertentu, brand engagement salah satu prediktor terkuat dalam menentukan loyalitas konsumen terhadap suatu merek. Pengetahuan akan suatu merek tidaklah cukup bagi menentukan loyalitas konsumen terhadap produk, sehingga dibutuhkan keterikatan emosional dalam bentuk komitmen terhadap suatu merek atau kecintaan merek. Keterikatan tersebut dapat diidentifikasi melalui adanya sikap yang didasarkan atas kemauan untuk mempertahankan hubungan jangka panjang degan suatu merek tertetu. Secara definisi brand engagement dapat diartikan sebagai proses pembentukan hubungan yang bermakna antara konsumen dengan sebuah brand, dimana dalam proses

Pendapatan Nasional dan Indikator Pembangunan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pendapatan selalu identik atau dikaitkan dengan uang. Begitu pula dengan pendapatan Nasional hanya saja cakupannya meliputi seluruh penduduk suatu Negara. Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun. Dengan kata lain pendapatan nasional merupakan hasil kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seluruh penduduk suatu negara.
Pendapatan nasional ini perlu dihitung untuk melihat perkembangan ekonomi suatu negara. Namun pada kenyataannya masih banyak pertanyaan yang mencuat pada masyarakat luas dikarenakan dengan Pendapatan Nasional yang sudah meningkat tidak menjadi indikator dalam pembangunan suatu negara. Yakni masyarakat meragukan apakah pendapatan nasional juga menunjukkan tingkat kemakmuran atau kesejahteraan suatu penduduk? Dan apakah terdapat indikator lain yang lebih tepat untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk suatu negara?.
Oleh karena itu kami menyusun makalah yang berjudul Pendapatan Nasional dan Indikator Pembangunan untuk menjawab berbagai permasalahan tersebut.
1.2  Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah tentang Pendapatan Nasional dan Indikator Pembangunan, yaitu :
1.      Mengetahui dan memahami arti dari Pedapatan Nasional.
2.      Mengetahui dan memahami arti dari pendekatan perkapita.
3.      Mengetahui dan memahami kelemahan umum dan kelemahan metodelogis pendapatan perkapita.
4.      Mengetahui dan memahami indikator kesejahteraan ekonomi bersih.
5.      Memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ekonomi Pembangunan.

1.3  Rumusan Masalah
Berdasarkan tema dalam makalah ini kami merumuskan beberapa masalah yang berupa pertanyaan. Berikut pertanyaan-pertanyaan yang kami buat :
1.      Apakah tujuan dan manfaat lain dari pembelajaran pendapatan nasional?
2.      Apa saja yang menjadi indikator dalam pembangunan ?
3.      Apa saja kelemahan dari pendapatan perkapita ?
4.      Bagaimana cara atau upaya untuk memperoleh suatu indikator yang lebih baik ?





1.4    Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan bermanfaat :
1.      Bagi penyusun, menambah pengetahuan sehingga dapat diterapkandalam kehidupan sehari-hari. Khususnya untuk lebih mengenal dan memahami pendapatan nasional dan indikator pembangunan
2.      Bagi mahasiswa, menambah pengetahuan dan pemahaman terhadap pendapatan nasional dan indikator pembangunan serta meotivasi mahasiswa agar dapat berdiskusi untuk memecahkan masalah perekonomian yang ada di Indonesia.



BAB II
PENDAPATAN NASIONAL
2.1. Pendapatan Nasional
A.    Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya selama satu tahun.
B.     Konsep Pendapatan Nasional
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional
1.    Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.


2.    Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
3.    Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
4.    Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
5.    Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

C.    Penghitungan Pendapatan Nasional

Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
v Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
Rumus Pendapatan Nasional melalui Pendekatan Pendapat:
PN = w + i + r + p

v Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
Rumus Pendapatan Nasional melalui Pendekatan Produksi:
PN = NT1 + NT2 + NT3 + ...... NTn

v Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor ( X - M)
Rumus Pendapat Nasional melalui Pendekatan Pengeluaran:
PN = C + I + G + (X-M)
D.    Manfaat Pendapatan Nasional
Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan perhitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya.
Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.
E.     Faktor yang memengaruhi Pendapatan Nasional
1)   Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
2)   Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
3)   Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat
2.2 Pendekatan Pendapatan Per Kapita
Pendapatan per kapita seringkali digunakan pula sebagai indicator pembangunan selain untuk membedakan tingkat kemajuan ekonomi antara negara-negara maju dengan NSB. Dengan kata lain, pendapatan per kapita selain bisa memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan kesejahteraan masyarakat di berbagai negara juga dapat menggambarkan perubahan corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi diantara berbagai negara. Namun demikian, kita harus hati-hati dalam menggunakan pendapatan per kapita itu sebagai suatu indikator pembangunan. Hal ini disebabkan oleh adanya pendapat yang mengatakan pembangunan itu bukan hanya sekadar meningkatkan pendapatan riil saja, tetapi kenaikan tersebut harus berkesinambungan dan mantap serta harus disertai pula oleh perubahan-perubahan sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan sosial yang sebelumnya menghambat kemajuan-kemajuan ekonomi.
Tetapi apapun kelemahan pendapatan per kapita sebagai indikator pembangunan, pendekatan ini masih sangat cocok untuk digunakan dan mudah untuk dipahami, dan mungkin pendapatan per kapita adalah indikator pembangunan satu-satunya yang "terbaik" yang ada saat ini. Pendekatan ini juga mempunyai suatu kelebihan, dimana ia memfokuskan pada raison d'etre dari pembangunan, yaitu kenaikan tingkat hidup dan menghilangkan kemiskinan. Dengan kata lain, pendapatan per kapita bukanlah suatu proxy yang buruk dari struktur sosial dan ekonomi masyarakat.
Akhirnya dapatlah disimpulkan bahwa pendapatan per kapita masih tetap bisa digunakan sebagai suatu titik awal untuk pengklasifisikasian tingkat-tingkat pembangunan, dan sudah tentu pula bisa digunakan untuk identifikasi kebutuhan pembangunan.
Kelemahan Pendapatan Perkapita:
a.       Kelemahan umum pendekatan pendapatan perkapita sebagai indikator pembangunan (indeks kesejahteraan) adalah bersumber pada anggapan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat ditentukan oleh besarnya pendapatan perkapita.
b.       Kelemahan metodologis yang timbul karena perbandingan tingkat kesejahteraan antar masyarakat mengabaikan adanya perbedaan antara negara-negara sebagai berikut : struktur umur penduduk, distribusi pendapatan masyarakat nasional, metode perhitungan pendapatan dan perbedaan kurs.
2.3 Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih
Suatu perkembangan baru mengenai indikator kesejahteraan adalah apa yang dikemukakan oleh William Nordhaus dan James Tobin (1972). Mereka mencoba untuk menyempurnakan nilai-nilai GNP dalam upaya untuk memperoleh suatu indikator ekonomi yang lebih baik yaitu dengan mengenalkan konsep Net Economic Welfare (NEW). Penyempurnaan nilai-nilai GNP itu dilakukan dengan dua cara yaitu koreksi positif dan koreksi negatif. Kedua cara tersebut dibahas di bawah itu.
Koreksi positif mengharuskan kita untuk memperhatikan waktu senggang (leisure) dan perkembangan sektor ekonomi informal. Waktu senggang ini berkaitan dengan jumlah jam kerja kita selama seminggu misalnya. Seandainya kita menjadi lebih kaya, mungkin kita akan memutuskan untuk bekerja lebih singkat dalam seminggu, dengan harapan akan memperoleh kepuasan batin dari adanya tambahan waktu senggang tersebut untuk berekreasi. Kepuasan dari waktu senggang ini diharapkan akan sebesar kepuasan yang diperoleh dari barang dan jasa yang biasanya dihasilkan. Oleh karena itu GNP pun akan turun walaupun tingkat kesejahteraan meningkat. Dengan demikian agar kepuasan batin itu ikut diperhitungkan, maka suatu koreksi harus ditambahkan pada GNP dan akan menghasilkan Net Economic Welfare (NEW).
Demikian pula halnya dengan kegiatan-kegiatan yang dikerjakan sendiri di rumah kita, seperti memasak atau mengecat dinding rumah sendiri. Oleh karena nilai tambah tersebut tidak dibeli atau dijual di pasar, maka nilai tambah inipun tidak pernah dihitung dalam GNP. Nilai NEW akan mencakup juga nilai dari kegiatan "kerja sendiri" tersebut.
Koreksi positif lainnya adalah berkaitan dengan sektor ekonomi informal. Seperti diketahui, pada masa sekarang ini pertumbuhan sektor ekonomi informal sangat pesat. Sektor ekonomi informal ini dibedakan menjadi dua yaitu kegitan ekonomi yang ilegal atau melawan hukum (seperti perdagangan narkotika misalnya), dan kegiatan-kegiatan ekonomi yang legal tetapi tidak tercatat sehingga terhindar dari pajak (seperti tukang batu yang memperbaiki rumah kita misalnya).
Pada umumnya para ekonom tidak menambahkan nilai kegiatan ilegal ke dalam nilai produk nasional, karena sudah disepakati kegiatan ini merupakan kegiatan yang buruk dari segi sosial. Oleh karena itu bisnis ganja dan narkotika tidak dimaksukkan ke dalam nilai GNP maupun NEW.
Sekarang bagaimana halnya dengan kegiatan informal lainnya seperti yang dilakukan oleh pedagang kaki lima, tukang bakso, tukang es teler, dan sebagainya?. Mereka semua menghasilkan barang dan jasa yang benar-benar berguna dan bernilai, namun mungkin tidak termasukkan dalam nilai produk nasional. Oleh karena itu laju pertumbuhan GNP riil akan lebih rendah dan sebenarnya.
Sementara itu, koreksi negatif adalah berkaitan dengan masalah kerusakan lingkungan. Lebih rendahnya GNP dari yang sebenarnya, bukanlah hal yang sulit dimengerti. Yang sulit dimengerti adalah hal-hal yang menyebabkan nilai GNP di nilai terlalu tinggi dari pada yang sebenarnya. Bersamaan dengan hasil produk yang bermanfaat (misalnya berupa bangunan perumahan yang nyaman), dalam GNP terkadang juga "hasil" yang merugikan (berupa kerusakan tanah galian batu kali, polusi air dan udara yang ditimbulkan oleh pabrik semen, yang kesemuanya itu digunakan untuk membangun perumahan yang nyaman tadi).
Dari uraian di atas maka jelas bagi kita bahwa "biaya" yang sangat merugikan itu belum tergambar dalam hasil produk dan harga pasar. Oleh karena itu biaya-biaya ekonomi tersebut harus dikurangkan dari nilai GNP untuk mendapatkan NEW.
Akhirnya, pada bagian ini akan diperlihatkan grafik laju pertumbuhan GNP dibandingkan dengan laju pertumbuhan NEW, seperti yang tampak pada Gambar . Gambar tersebut menunjukkan bahwa NEW tumbuh lebih lambat dari GNP. Hal ini jelas dapat kita rasakan dengan semakin bergantungnya kita semua pada industri berat bahan bakar yang polusif, pada bahan-bahan kimia organik yang canggih, serta semakin sesaknya suasana di kota-kota besar.
Oleh karena itu, dengan melandaskan diri pada indikator yang lebih terpadu, seperti NEW ini, maka masyarakat atau pemerintah dimanapun diharapkan akan lebih tepat menentukan prioritasnya dalam pembangunan nasional. Pertumbuhan suatu bangsa sebaiknya tidak semata-mata hanya dikaitkan dengan peningkatan secara lahir (fisik) saja. Perekonomian seyogyanya mengarah pada tujuan yang lebih luas, seperti keseimbangan antara waktu kerja dan waktu senggang, atau pemanfaatan sumberdaya secara lebih baik agar pencemaran lingkungan bisa dihindari.

Perbandingan Laju Pertumbuhan Kesejahteraan Ekonomi Bersih (NEW) dan GNP
·         Description: http://www.sylabus.web44.net/pembangunanfile/Kuliah%202_files/image002.jpg



BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dengan berbagai manfaat dan tujuan, pendapatan nasional yang baik berasal dari berbagai faktor yang mengalami kenaikan seperti pendapatan dan saving serta investasi sehingga pendapatan perkapita suatu negara tersebut akan ikut bertumbuh positif  dan membawa dampak terhadap indikator kesejahteraan ekonomi yang bersih.
3.2 Saran
Perubahan pola hidup dari yang konsumtif menjadi produktif akan membuat pendapatan nasional dan pendapatan perkapita suatu negara bergerak positif yang membuat indikator dalam mencapai kemakmuran dan kesejahteraan ekonomi yang bersih pun dapat tercapai .




DAFTAR PUSTAKA
Rahardja Prathama, Mandala Manurung. 2008. Teori Ekonomi Makro : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional (diakses pada tanggal 16 Februari 2013)
www.sylabus.web44.net/pembangunanfile/kuliah2.htm (diakses pada tanggal 16 Februari 2013)









LAMPIRAN
Contoh kasus :
Keluarga pak Ahmad mempunyai penghasilan Rp. 7.000.000,00 sebulan, dengan pola konsumsi yang dinyatakan dengan fungsi C = 1.000.000 + 0,80Y. Berdasarkan data tersebut, hitunglah besarnya tabungan keluarga ibu Tutik.
Dimana :
S = -a + (1-b)Y
keterangan :
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional = 0
b = kecondongan konsumsi marginal (MPC)
C = tingkat konsumsi
S = tingkat tabungan
Y = tingkat pendapatan nasional
Pembahasan:
Untuk mengetahui besarnya nilai tabungan (S) maka langkah pertama yang harus kita lakukan adalah merubah fungsi konsumsi ke dalam fungsi tabungan kemudian memasukan nilai pendapatan  (Y) ke dalam fungsi tabungan.
C = 1.500.000 + 0,80Y
maka fungsi tabungannya adalah :
S = -a + (1- MPC) Y
S = – 1.500.000 + (1- 0,80)Y
S = – 1.000.000 + 0,20Y
Untuk mencari besarnya tabungan (S) ibu tutik maka kita masukan nila Y kedalam fungsi tabungan :
S = -1.000.000 + 0,20(8.000.000)
S = -1.500.000 + 1.600.000
S = 100.000
Jadi besarnya Tabungan keluarga ibu Tutik adalah Rp.900.000,00


Komentar

  1. Playtech enters in partnership with William Hill - KTNH
    The gaming 구미 출장마사지 giant 경산 출장마사지 has secured a definitive license in Northern Ireland for the iGaming 나주 출장샵 giant's iGaming products and services, Nov 12, 2020 울산광역 출장안마 · Uploaded by William 양주 출장마사지 Hill

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MOTIVASI MANAJEMEN

Teori Produksi Jangka Pendek

EKONOMI MIKRO :PERMINTAAN DAN PENAWARAN