Pengertian IPS
Hakikat IPS, adalah
telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu
hidup bersama dengan sesamanya. Dewan pengajaran IPS (1992), IPS adalah studi
terintegrasi tentang ilmu-ilmu sosial, dan pengantar manusia untuk menjadi
warga negara yang kompeten. Menurut Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan
bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu
sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni
sosiologi, antropologi,budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu
politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional
dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari. IPS adalah untuk
membantu anak muda mengembangkan kemampuan berfikir dan mengeluarkan pendapat
untuk menjadi warga negara yang baik,cerdas dan bertanggung jawab dalam
kehidupan bermasyarakat. Menurut kami IPS adalah studi terintegrasi tentang
ilmu-ilmu sosial dan pengantar manusia untuk mengembangkan kemampuan berfikir
dan mengeluarkan pendapat untuk menjadi warga negara yang baik.
Karakteristik IPS
Dari beberapa
pengertian IPS, dapat dikemukakan bahwa karakteristik IPS adalah sebagai
berikut:
1. IPS
merupakan sebuah program pendidikan yang mengintegrasikan secara interdisiplin
konsep-konsep ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan pendidikan
2. IPS
mengandung komponen “basic skill” (keterampilan-keterampilan dasar) seperti;
a. Keterampian
berfikir intelektual
b. Keterampilan
melakukan penyelidikan atau inkuiri
c. Keterampilan
studi/akademik
d. Keterampilan
sosial
3. Program
IPS berisi materi atau bahan yang diorganisasikan atau disusun tidak mengacu
hanya satu bentuk atau tipe/ pola tertentu. Dalam hal ini program IPS dapat
berbentuk:
a. Subyek
atau mata pelajaran tunggal
b. Suatu
rangkaian dri paduan berbagai mata pelajaran
c. Sebagai
suatu satuan atau topik permasalahan / pokok bahasan
d. Sebagai
sebuah proyek
e. Sebagai
kegiatan untuk mencapai suatu pengalaman (Mas Imam Chourman, 1997)
4. Pembelajaran
IPS diarahkan pada pengenalan dan pemahaman yang lebih baik pada diri pribadi,
fungsi dan peranannya sebagai anggota keluarga, masyarakat,warga negara, warga
dunia, dan hamba tuhan.
5. Proses
pembelajaran bersifat dinamis, kritis, kontekstual dengan pandekatan, intercros
dan trans disiplin dalam rangka mengantisipasi perubahan sosial dan lingkungan sebagai
akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. IPS
berurusan dengan masalah keberadaan manusia dan hubungan antara manusia yang
sudah terprogram sebagai bahan pembelajaran.
TUJUAN
IPS
Tujuan pembelajaran
IPS adalah untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang baik dalam
kehidupannya di masyarakat, seperti yang telah dikemukakan oleh Gross, ‘to
prepare students to be well functioning citizens in a democratic society’.
Selain itu, tujuan IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa
menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang
dihadapinya.
Dalam Hal ini, Benjamin S. Bloom, membagi tujuan
pembelajaran IPS kedalam 3 bidang yang disebut dengan Taksonomi Bloom, yaitu:
A.
Aspek
Kognitif
Aspek kognitif mencakup perilaku-perilaku yang menekankan
pada aspek intelektual. Pembelajaran IPS bertujuan untuk memperoleh pengetahuan
dan pengertian, mengasah intelegensi dan meningkatkan keterampilan berpikir.
Tujuan Kognitif ini
terbagi kedalam 6 tingkatan, yakni:
1)
Pengetahuan
( Knowledge )
Dalam tingkatan
ini, tujuan kognitif pembelajaran IPS mencakup:
· Pengenalan mengenai peristilahan, definisi, fakta-fakta,
gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb.
· Pengetahuan mengenai terminologi ( penggunaan kata )
secara umum
· Pengetahuan mengenai fakta yang spesifik
· Pengetahuan mengenai konsep dasar
Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan dalam tujuan
kognitif pembelajaran IPS adalah mengasah kemampuan agar dapat mendefinisikan,
mengenal, mencocokkan, mengingat, mengulang, membedakan, mengidentifikasi,
menyebut, melabel, menghubungkan, mencatat sesuatu dan mengungkap kembali suatu
peristiwa.
2)
Pemahaman
( Comprehension )
Tujuan kognitif
pembelajaran IPS pada tingkat pemahaman, yakni:
·
Kemampuan
membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dsb.
·
Kemampuan
menafsirkan chart dan grafik
·
Pemahaman
mengenai fakta yang terjadi
·
Penyesuaian
prosedur dengan metode yang diterapkan
·
Kemampuan
memperkirakan kebutuhan
Dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman dalam tujuan
kognitif pembelajaran IPS adalah menerjemahkan, mengubah, mengatur kembali,
mengekspresikan, memberi contoh, mengilustrasikan, menggeneralisasi,
menerjemahkan dan menyimpulkan suatu keadaan.
3)
Aplikasi
( Application )
Tujuan kognitif
pembelajaran IPS pada tingkat aplikasi, yakni:
· Kemampuan dalam menerapkan gagasan, prosedur, metode,
rumus, teori, dsb.
· Aplikasi konsep dan prinsip-prinsip ke dalam situasi yang
baru
· Pemecahan problem matematika
· Penyusunan grafik dan chart
· Berpendapat didalam menggunakan metode dan prosedur
Dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman dalam tujuan
kognitif pembelajaran IPS adalah mengaplikasikan, mengorganisasikan, merestrukturisasi,
memecahkan, mentransfer, menggunakan, mengklasifikasi, memilih, mendramatisasi,
membuat sket, mendemonstrasikan, mengilustrasikan, menangani, mengkalkulasi.
4)
Analisis
( Analysis )
Tujuan kognitif
pembelajaran IPS pada tingkat analisis, yakni:
· Analisa informasi yang masuk dan menyusun informasi ke
dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya
· Kemampuan mengenali dan membedakan faktor penyebab dan
akibat dari suatu keadaan yang rumit
· Kemampuan mengenal dan menggunakan logika berfikir untuk
menyampaikan suatu alasan
· Mengevaluasi relevansi data
Dapat disimpulkan bahwa tingkat analisis dalam tujuan
kognitif pembelajaran IPS adalah dapat membedakan, memilih, membandingkan,
membedakan, membuat diagram, menjelaskan, menganalisis, mengkategorikan,
memeriksa, berdebat, menguji dan melakukan eksperimen.
5)
Sintesis
( Synthesis )
Tujuan kognitif
pembelajaran IPS pada tingkat sintesis, yakni:
· Penejelasan mengenai struktur atau pola dari sebuah
skenario yang sebelumnya tidak terlihat
· Kemampuan mengenali data atau informasi yang harus
didapat untuk menghasilkan solusi yg dibutuhkan
· Mengungkapkan suatu konsepsi yang terorganisasi secara
baik
· Merumuskan sesuatu konsepsi baru
Dapat disimpulkan bahwa tingkat sintesis dalam tujuan
kognitif pembelajaran IPS adalah memadukan, mengkomposisi, membangun,
merencanakan, memodifikasi, memformulasi.
6)
Evaluasi
( Evaluation )
Tujuan kognitif
pembelajaran IPS pada tingkat evaluasi, yakni:
· Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan,
metodologi, dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg ada
untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya
· Menyesuaikan nilai suatu pekerjaan
Dapat disimpulkan bahwa tingkat evaluasi dalam tujuan
kognitif pembelajaran IPS adalah menyimpulkan, menyesuaikan, meranking,
mendukung, mengradasi, menjelaskan, menilai, menyeleksi, mengapresiasi,
membobot, merevisi dan memperbaiki.
B.
Aspek
Afektif
Aspek afektif dalam pembelajaran IPS mencakup
perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek perasaan dan emosi serta derajat penerimaan
atau penolakan siswa pada materi pembelajaran IPS yang diberikan.
Tujuan afektif ini
terbagi kedalam 5 tingkatan, yakni:
1) Penerimaan ( receiving )
Yakni adanya kesediaan untuk menyadari
adanya suatu kenyataan (fenomena) maupun gejala yang ada di lingkungannya.
Tujuan afektif
pembelajaran IPS pada tingkat penerimaan, yakni:
· Dapat menerima
· Dapat menghadiri
· Sadar akan situasi kondisi yang sedang terjadi
2) Tanggapan (
responding )
Yakni Memberikan
reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan,
kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan. Tujuan lainnya adalah untuk
dapat aktif berpartisipasi seperti dalam hal mampu membuktikan, memberitahukan,
menolong, melakukan dengan suka rela serta mengklaim terhadap sesuatu yang telah
menjadi hak kita.
3) Penghargaan ( valuating )
Yakni berkaitan
dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau
tingkah laku.
Tujuan afektif
pembelajaran IPS pada tingkat penghargaan, yakni:
· Menerima nilai-nilai/ norma
· Taat kepada nilai/norma
· Memegang teguh nilai/norma
4) Pengorganisasian ( organization )
Tujuan afektif pembelajaran IPS pada tingkat
pengorganisasian, yakni:
· Menghubungkan nilai/norma yang dianutnya
· Mengintegrasikan nilai/norma kedalam kebiasaan hidup
sehari-hari
· Memadukan nilai-nilai yang berbeda,
· Menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu
sistem nilai yang konsisten.
5) Karakterisasi berdasarkan nilai-nilai ( characterization
by value )
Yakni internalisasi
nilai/norma menjadi pola hidup seperti dalam bertingkah laku.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS secara
khusus adalah melakukan tindakan, mengajukan pertanyaan, menjelaskan, memilih,
menjawab, mengikuti dan menceritakan.
C.
Aspek
Psikomotorik
Aspek psikomotorik mencakup perilaku-perilaku yang menekankan
pada aspek keterampilan motorik ( gerakan ).
Tujuan Psikomotorik ini
terbagi kedalam 5 tingkatan, yakni:
1)
Imitasi
Kemampuan menirukan gerakan yang telah diamati seperti
mengamati, menirukan (
gerakan ) sederhana.
2)
Memanipulasi
Menggunakan konsep untuk melakukan gerakan sesuai dengan
instruksi.
3)
Presisi
Melakukan gerakan dengan benar seperti dapat
mengartikulasikan gerakan apabila mengalami kesalahan dan melakukan sesuatu
dengan akurat.
4)
Artikulasi
Merangkaikan berbagai gerakan secara berkelanjutan dan terintegrasi
seperti mengkoordinasikan beberapa kemampuan.
5)
Naturalisasi
Melakukan gerakan secara wajar dan efisien serta telah
menjadi bagian dari kebiasaannya sepeti melakukan sesuatu secara terbiasa.
Dalam hal aspek psikomotorik, kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan adalah dengan praktek. Tujuan psikomotorik yang telah diuraikan
diatas lebih menekankan pada gerakan yang diberikan oleh seorang siswa di dalam
kegiatan belajar mengajar. Bermula pada pemberian instrruksi untuk melakukan
gerakan tertentu sampai pada gerakan-gerakan yang sudah menjadi kebiasaan
sehingga apabila kebiasaan itu dapat memajukan kegiatan belajar mengajar maka
akan lebih mudah bagi pengajar untuk mengontrol siswanya.
Tujuan IPS menurut Fenton ( 1967 ) mengemukakan tiga
tujuan utama studi sosial yaitu: mempersiapkan anak didik menjadi warga negara
yang baik, mengajar anak didik menjadi warga negara yang baik, mengajar anak
didik berkemampuan berfikir dan agar anak didik dapat melanjutkan kebudayaan
bangsanya.
Tujuan utama dari social studies ( IPS ) itu ialah untuk
memperkaya dan mengembangkan kehidupan anak didik dengan mengembangkan
kemampuanya (abilities and power) dalam lingkunganya dan melatih anak didik
untuk menempatkanya dalam masyarakat demokrasi, dalam mana mereka menjadikan
negaranya tempat hidup yang lebih baik.
Tujuan-tujuan khusus ( the specific sains ) yang
diklasifikasi menjadi 5 kelompok yaitu:
- Acquiring of knowledge ( pemberian pengetahuan)
- Development of reasoning power and critical judgment (
kemampuan berfikir kritis, dihubungkan dengan pengetahuan yang dimilikinya )
- Training in independent ( anak didik harus dilatih untuk
belajar sendiri )
- Formation of habits and skill (pembentukan kegemaran &
keterampilan anak didik )
· Training in desirable patterns of conduct ( menghayati
nilai-nilai hidup yang baik)
Kesimpulan bahwa
tujuan IPS adalah sama dengan tujuan umum seluruh program sekolah, yaitu
pembentukan warga negara yang baik dan demokratis ( good citizen )
TUJUAN IPS DI INDONESIA
Tujuan-tujuan
pembelajaran IPS, seperti yang telah dikemukakan adalah tujuan-tujuan yang
bersifat universal yang dapat berlaku bagi anak didik di Negara maupun dunia
ini. Selain tujuan yang umum itu, pada setiap Negara terdapat pula tujuan IPS
yang khas, berdasarkan filsafat, sejarah, watak, dan keadaan geografi yang
berbeda-beda sesuai dengan Negara masing-masing.
Menurut
Nasution, Ilmu Pengetahuan Sosial ialah suatu program pendidikan yang merupakan
suatu keseluruhan, yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungannya
alam pisik maupun dalam lingkungan sosialnya dan yang bahannya diambil dari
berbagai ilmu sosial seperti Geografi, Sejarah, Ekonomi, Anthropologi,
Sosiologi, Ilmu politik dan pshikologi.
Membaca
definisi Ilmu Pengetahuan Sosial diatas, maka sebenarnya Ilmu Pengatahuan
Sosial adalah sama dengan studi sosial seperti yang dikemukakan pada bagian
pertama tulisan ini.
Tujuan
ilmu pengetahuan sosial itu adalah :
- Memberikan
pengetahuan yang merupakan kemampuan untuk mengingat kembali atau mengenal
ide-ide atau penemuan yang telah dialami dalam bentuk yang sama atau yang
dialami sebelumnya.
- Kemampuan
dan keterampilan (abilities and skill), kemampuan untuk menemukan
informasi yang tepat dan teknik dalam pengalaman seorang siswa untuk
menolongnya memecahkan masalah-masalah baru atau menghadapi pengalaman
baru. Dalam Ilmu Pengatahuan Sosial cara penyelidikan ahli-ahli sejarah
dan ahli-ahli Ilmu Pengetahuan Sosial lainnya adalah bahagian yang penting
dari kemampuan dan keterampilan yang dikehendaki.
- Tujuan
yang bersifat afektif. Pengembangan dan sikap-sikap, pengertian-pengertian
dan nilai-nilai yang akan meningkatkan pola hidup demokratis dan menolong
siswa mengembangkan filsafat hidupnya.
IPS
pada awalnya sebagai salah satu komponen kurikulum sekolah dari SD sampai SLA,
merupakan wahana pencapaian tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam
TAP: MPR RI Ni IV / MPR / 1978, tentang GBHN, sebagai berikut :
“ Pendidikan nasional berdasarkan atas
pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat membangun dirinya
sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.”
Jadi tujuan akhir daripada pendidikan
nasional di Indonesia ialah pembentukan warga Negara yang dapat membangun
dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsanya dan memiliki
sifat-sifat :
·
Taqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa
·
Cerdas
·
Terampil
·
Berbudi pekeri luhur
·
Memiliki kepribadian
·
Mempunyai semangat
kebangsaan yang tinggi
Untuk mencapai tujuan tersebut, berarti anak
didik harus dikembangkan secara keseluruhan, baik dalam dimensi horizontal
maupun vertical.
a. Dimensi Horizontal,
berati mengembangkan anak didik supaya memiliki sikap tanggap terhadap
lingkungannya, meliputi :
1. Mengembangkan
anak didik sebagai subjek yang mampu menguasai objek (alam sekitarnya) dan
mengolahnya sehingga berguna dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat
2. Mengembangkan
anak didik menjadi manusia yang berperikemanusiaan, yang menganggap dan
memperlakukan sesamanya sebagai semartabat dengan dirinya, menjadi manusia yang
demokratis dan melaksanakan keadilan sosial serta sadar akan kedudukannya
sebagai anggota bangsa yang terhormat dalam dunia internasional.
3. Mengembangkan
anak didik menjadi warga Negara Indonesia yang memiliki sikap terbuka bagi
hasil-hasil kulturil yang dicapai oleh bangsanya dan umat manusia serta
memanfaatkannya untuk perkembangan pribadi.
4. Mengembangkan
anak didik menjadi manusia yang bersikap mahakarya yang mampu membudayakan diri
dan lingkungannya dalam bidang teknologi, ekonomi, politik sosial dan
sebagainya.
5. Mengembangkan
anak didik agar menjadi manusia yang memiliki kesadaran ekologi yang tinggi
yaitu memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan fisiknya karena
keserasian antara manusia dengan lingkungan fisiknya merupakan dasar eksistensi
manusia di dunia ini.
b. Dimensi Vertikal,
yakni hubungan manusia dengan penciptanya. Manusia Indonesia adalah manusia
yang sadar bahwa ia ada karena rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu ia
harus bertaqwa kepada-Nya. Bertitik tolak dari tujuan pendidikan nasional
seperti tadi, maka tujuan pembelajaran IPS di Indonesia diperinci sebagai
berikut :
A.
Aspek
nilai dan sikap
- Mengakui dan menghormati harkat
manusia.
- Mengakui dan menghayati nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila.
- Menghayati nilai-nilai dalam agama
masing-masing.
- Memupuk sikap toleransi sesame umat
beragama.
- Menghormati perbedaan dalam adat
istiadat.
- Bersikap positif terhadap bangsa dan
negaranya.
- Menghormati milik orang lain dan milik
Negara.
- Memupuk sikap terbuka bagi
perubahan-perubahan di dunia dan nila-nilai berdasarkan norma yang telah
dimilikinya.
B.
Aspek
pengetahuan dan pemahaman
1. Pemahaman
tentang sejarah kebudayaan bangsa sendiri.
2. Lingkungan
geografis tempat manusia hidup serta interaksi antara manusia dengan lingkungan
fisiknya.
3. Cara
manusia memerintah negaranya.
4. Struktur
kebudayaan dan cara hidup manusia di Negara sendiri dan di Negara lain.
5. Cara
manusia membudayakan lingkungan untuk menjamin hidupnya dan mempertinggi
kesejahteraan bangsanya.
6. Pengaruh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap manusia.
7. Pengaruh
pertambahan penduduk terhadap lingkungan fisik dan sumber alam.
C.
Aspek
keterampilan
1. Kecakapan
untuk memperoleh pengetahuan dan informasi dari bacaan, diskusi, dan lainnya.
2. Keterampilan
berfikir, menginterprestasi dan pengorganisasian informasi yang diperoleh dari
berbagai sumber.
3. Kecakapan
untuk meninjau informasi secara kritis, membedakan antara fakta dan pendapat.
4. Kecakapan
untuk mengambil keputusan berdasarkan fakta dari pemikiran.
5. Kecakapan
dalam menggunakan metoda problem solving.
6. Keterampilan
dalam menggunakan alat-alat IPS seperti memahami globe, peta, grafik, tanel,
dan sebagainya.
7. Keterampilan
dalam membuat laporan menggambar peta, mengadakan observasi, wawancara dan
mengadakan penelitian sederhana.
ANTARA
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN IPS DI INDONESIA
Menelaah tentang
rumusan tujuan pendidikan nasional dikaitkan dengan penyelenggaraan pendidikan
IPS di lapangan, sangatlah menarik. Dengan telaah ini diharapkan kita semua
menjadi sadar tujuan, bahwa setiap aktivitas pendidikan yang kita lakukan itu
perlu memperhatikan bagaimana arah dan tujuan yang telah ditetapkan.Tetapi
kenyataannya jarang yang demikian.
Di Indonesia, para
pelaku pendidikan disekolah lebih banyak memperhatikan isi materi atau SK dan
KD. Akibatnya, pedidikan itu kurang bermakna bagi kehidupan. Kenyataan itu
menunjukkan bahwa kondisi pendidikan kita masih belum seperti yang diharapkan.
Pemerintah memang telah melakukan berbagai perbaikan, misalnya: adanya
peningkatan anggaran pendidikan, pembudayaan IT, adanya sekolah berstandar
internasional, dilaksanakannya ujian nasional (sekalipun ada pro dan kontra),
program sertifikasi guru (yang belum sepenuhnya memenuhi sasaran sebagai upaya
peningkatan kualitas), juga adanya penyempurnaan kurikulum terkait dengan
dikeluarkannya Permenno. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, dan Permen no. 23
tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), yang kemudian melahirkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), termasuk sudah barang tentu untuk mata
pelajaran IPS.
Namun
kenyataannya,perbaikan Standar Isi untuk bidang IPS belum begitu memuaskan bila
dikaitkan dengan hakikat pembelajaran IPS yang sesungguhnya. Pelajaran IPS
tetap dipandang sebagai hal yang tidak penting dan disepelekan, oleh
masyarakat, karena tidak di UN-kan. Pelajaran IPS terlalu sarat materi,
bersifat kognitif dan hafalan. Karena bersifat hafalan, pembelajaran IPS
menjadi menjemukan, tidak menarik dan justru dipandang sebagai beban bagi
peserta didik.
Kini reformasi sudah
berlangsung sekitar 12 tahun. Upaya-upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan
ternyata belum membuahkan hasil yang signifikan. Karena derasnya pengaruh
lingkungan, kegiatan pendidikan umunya menghadapi kesulitan dalam membina
peserta didik menjadi generasi muda yang cerdas dan sekaligus beriman,berakhlak
mulia, serta berkepribadian Pancasila.
Mengapa demikian,
adakah yang salah dengan pendidikan kita? Dari pertanyaan-pertanyaan ini
marilah kita membuat refleksi.Di Antara Dua Aliran Secara historis, bangsa
Indonesia sejak era pra aksara sudah merintis perikehidupan yang menganut paham
sosialisme-religius. Nilai-nilai dalam paham itu kemudian diakui sebagai bagian
dari nilai-nilai keindonesiaan, yang oleh Bung Karno digali dan dirumuskan
menjadi bagian dari sila-sila Pancasila. Hal ini dapat dikatakan bahwa aslinya
bangsa Indonesia itu memang religius.
Sekalipun
perkembangan pendidikan dunia telah dikuasai dan diwarnai oleh kekuatan
Hellinisme, namun rumusan tujuan pendidikan nasional di Indonesia tetap
berlandaskan pada nilai-nilai moral spiritual, dengan menyeimbangkan
aspek-aspek duniawi maupun ukhrowi. Rumusan tujuan pendidikan nasional di
Indonesia, merupakan tujuan pendidikan yang paling lengkap. Namun dalam praktek
penyelenggarannya jauh dari ideal. Rumusan tujuan pendidikan nasional yang
begitu komprehensif itu tidak sepenuhnya dipedomani. Penyelenggaraan pendidikan
di Indonesia lebih pragmatis dengan tetap menekankan pada penguasaan materi
ajar. Pendidikan di Indonesia lebih banyak melatih otak kiri, sehingga
pendidikan kita bersifat intelektualistik.
Aspek-aspek moral dan
karakter yang merupakan unsur fundamental dari kegiatan pembangunan, menjadi
terabaikan. Oleh karena itu krisis ekonomi dan moneter menjadi berkepanjangan,
sehingga berlanjut menjadi krisis multidimensional yang kemudian
bermetamorfosis menjadi krisis intelektual dan hati nurani atau krisis akhlak
dan moral(Soemarno Soedarsono, 2009: 115). Bidang pendidikan yang sebenarnya
merupakan aspek fundamental dalam memperkokoh karakter dan jati diri bangsa
tidak dapat berlangsung dengan baik.
Oleh karena itu,
sangat tepat apa yang telah dicanangkan pemerintah melalui Kementerian
Pendidikan Nasional tentang pendidikan budaya dan karakter bangsa. Dengan
program pendidikan budaya dan karakter bangsa ini, diharapkan dapat mengurai
berbagai permasalahan, baik yang terkait dengan penyelenggaraanpendidikan
maupun kegiatan pembangunan pada umumnya.
Tujuan pembelajaran
IPS, secara umum dapat dirumuskan antara lain untuk mengantarkan, membimbing
danmengembangkan potensi peserta didik agar :
(1) menjadi warga
negara (dan juga wargadunia) yang baik;
(2) mengembangkan pemahaman mengenai
pengetahuan dasarkemasyarakatan ,
(3) mengembangkan kemampuan berpikir kritis
dengan penuh kearifandan keterampilan inkuiri untuk dapat memahami, menyikapi,
dan mengambil langkah-langkah untuk ikut memecahkan masalah sosial kebangsaan,
(4) membangun komitmenterhadap nilai-nilai
kemanusiaan dan menghargai serta ikut mengembangkan nilai-nilailuhur dan budaya
Indonesia, dan
(5) mengembangkan kemampuan berkomunikasi
danbekerja sama dalam kehidupan masyarakat yang majemuk, baik lokal, regional
maupuninternasional.
Memahami uraian
tentang pengertian dan tujuan pembelajaran IPS di atas,nampaknya sangat erat
kaitannya dengan pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang dapat dimaknai
sebagai pendidikan nilai, pendidikan moral atau pendidikan budi pekerti itu,
memiliki arah dan tujuan yang sama dengan tujuan pembelajaran IPS, yakni
sama-sama bertujuan agar peserta didik dan warga belajar pada umumnya menjadi
warga negara yang baik. Terkait dengan ini, maka dalam pengembangan pendidikan
karakter di sekolah, guru harus juga bekerja sama dengan keluarga atauorang
tua/wali peserta didik. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa apabila
pembelajaran IPS itu dilaksanakan sesuai dengan maksud dan tujuan pembelajaran
IPS yang sebenarnya, maka proses pembelajaran itu secara tidak langsung
merupakan proses pendidikan karakter.
Pembelajaran IPS
dapat berperan sebagai pendidikan nilai atau pendidikan karakter, karena dalam
pembelajaran IPS juga membelajarkan nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai
keindonesiaan. Pembelajaran IPS juga dapat menjadi kerangka untuk memantapkan
rekayasa sosial dalam pendidikan karakter.
Agar pembelajaran IPS
itu dapat berperan dan menjadi instrumen penting bagipengembangan pendidikan
karakter, maka perlu dilakukan pembenahan-pembenahan mendasar oleh para pelaku
pendidikan dan institusi yang mengelola pendidikan IPS.
Proses pembelalajaran
IPS, harus dibangun sebagai sebuah proses transaksi kultural yang harus
mengembangkan karakter sebagai bagian tak terpisahkan dari pengembanganIPTEKS
pada umumnya. Pelaksanaan pendidikan IPS saat ini yang lebih didominasi oleh
praktik pendidikan di tingkat individual yang cenderung
kognitif-intelektualistik,perlu diarahkan kembali sebagai wahana pembelajaran
masyarakat, wahanapengembangan pendidikan karakter bangsa, sebagai proses
pembangunan kecerdasan,akhlak dan kepribadian warga belajar secara utuh sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional. Sesuai dengan maksud dan tujuannya,
pembelajaran IPS harus memfokuskan perannya pada upaya mengembangkan pendidikan
untuk menjamin kelangsungan hidup masyarakat dan lingkungannya secara
bermartabat. Penutup Tujuan pendidikan nasional dirumuskan berdasarkan
nilai-nilai dasar kehidupan bangsa Indonesia.
Komentar
Posting Komentar