Brand Engangement

Sebuah merek memainkan peranan penting bagi sebuah produk dan perusahaan. Membentuk jalinan kuat antara konsumen dan merek menjadi tujuan utama dari aktivitas pemasaran. Faktor penting dalam memahami perilaku konsumen dapat ditentukan melalui bagaimana konsumen menggunakan suatu merek. Diantara banyak cara konsumen berinteraksi dengan produk atau merek tertentu, brand engagement salah satu prediktor terkuat dalam menentukan loyalitas konsumen terhadap suatu merek. Pengetahuan akan suatu merek tidaklah cukup bagi menentukan loyalitas konsumen terhadap produk, sehingga dibutuhkan keterikatan emosional dalam bentuk komitmen terhadap suatu merek atau kecintaan merek. Keterikatan tersebut dapat diidentifikasi melalui adanya sikap yang didasarkan atas kemauan untuk mempertahankan hubungan jangka panjang degan suatu merek tertetu. Secara definisi brand engagement dapat diartikan sebagai proses pembentukan hubungan yang bermakna antara konsumen dengan sebuah brand, dimana dalam proses ...

Dasar-Dasar IPS : HAKEKAT DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


Pengertian IPS

Hakikat IPS, adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dewan pengajaran IPS (1992), IPS adalah studi terintegrasi tentang ilmu-ilmu sosial, dan pengantar manusia untuk menjadi warga negara yang kompeten. Menurut Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi,budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari. IPS adalah untuk membantu anak muda mengembangkan kemampuan berfikir dan mengeluarkan pendapat untuk menjadi warga negara yang baik,cerdas dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut kami IPS adalah studi terintegrasi tentang ilmu-ilmu sosial dan pengantar manusia untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan mengeluarkan pendapat untuk menjadi warga negara yang baik.

Karakteristik IPS

Dari beberapa pengertian IPS, dapat dikemukakan bahwa karakteristik IPS adalah sebagai berikut:
1.     IPS merupakan sebuah program pendidikan yang mengintegrasikan secara interdisiplin konsep-konsep ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan pendidikan
2.     IPS mengandung komponen “basic skill” (keterampilan-keterampilan dasar) seperti;
a.    Keterampian berfikir intelektual
b.    Keterampilan melakukan penyelidikan atau inkuiri
c.    Keterampilan studi/akademik
d.    Keterampilan sosial
3.     Program IPS berisi materi atau bahan yang diorganisasikan atau disusun tidak mengacu hanya satu bentuk atau tipe/ pola tertentu. Dalam hal ini program IPS dapat berbentuk:
a.    Subyek atau mata pelajaran tunggal
b.    Suatu rangkaian dri paduan berbagai mata pelajaran
c.    Sebagai suatu satuan atau topik permasalahan / pokok bahasan
d.    Sebagai sebuah proyek
e.    Sebagai kegiatan untuk mencapai suatu pengalaman (Mas Imam Chourman, 1997)
4.     Pembelajaran IPS diarahkan pada pengenalan dan pemahaman yang lebih baik pada diri pribadi, fungsi dan peranannya sebagai anggota keluarga, masyarakat,warga negara, warga dunia, dan hamba tuhan.
5.     Proses pembelajaran bersifat dinamis, kritis, kontekstual dengan pandekatan, intercros dan trans disiplin dalam rangka mengantisipasi perubahan sosial dan lingkungan sebagai akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6.     IPS berurusan dengan masalah keberadaan manusia dan hubungan antara manusia yang sudah terprogram sebagai bahan pembelajaran.
 
T
UJUAN IPS

Tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, seperti yang telah dikemukakan oleh Gross, ‘to prepare students to be well functioning citizens in a democratic society’. Selain itu, tujuan IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.

 Dalam Hal ini, Benjamin S. Bloom, membagi tujuan pembelajaran IPS kedalam 3 bidang yang disebut dengan Taksonomi Bloom, yaitu:


A.           Aspek Kognitif
            Aspek kognitif mencakup perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek intelektual. Pembelajaran IPS bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengertian, mengasah intelegensi dan meningkatkan keterampilan berpikir.
Tujuan Kognitif ini terbagi kedalam 6 tingkatan, yakni:
1)           Pengetahuan ( Knowledge )
Dalam tingkatan ini, tujuan kognitif pembelajaran IPS mencakup:
·      Pengenalan mengenai peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb.
·      Pengetahuan mengenai terminologi ( penggunaan kata ) secara umum
·      Pengetahuan mengenai fakta yang spesifik
·      Pengetahuan mengenai konsep dasar
Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan dalam tujuan kognitif pembelajaran IPS adalah mengasah kemampuan agar dapat mendefinisikan, mengenal, mencocokkan, mengingat, mengulang, membedakan, mengidentifikasi, menyebut, melabel, menghubungkan, mencatat sesuatu dan mengungkap kembali suatu peristiwa.

2)           Pemahaman ( Comprehension )
Tujuan kognitif pembelajaran IPS pada tingkat pemahaman, yakni:
·         Kemampuan membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dsb.
·         Kemampuan menafsirkan chart dan grafik
·         Pemahaman mengenai fakta yang terjadi
·         Penyesuaian prosedur dengan metode yang diterapkan
·         Kemampuan memperkirakan kebutuhan
 Dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman dalam tujuan kognitif pembelajaran IPS adalah menerjemahkan, mengubah, mengatur kembali, mengekspresikan, memberi contoh, mengilustrasikan, menggeneralisasi, menerjemahkan dan menyimpulkan suatu keadaan.

3)           Aplikasi ( Application )
Tujuan kognitif pembelajaran IPS pada tingkat aplikasi, yakni:
·      Kemampuan dalam menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dsb.
·      Aplikasi konsep dan prinsip-prinsip ke dalam situasi yang baru
·      Pemecahan problem matematika
·      Penyusunan grafik dan chart
·      Berpendapat didalam menggunakan metode dan prosedur
Dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman dalam tujuan kognitif pembelajaran IPS adalah mengaplikasikan, mengorganisasikan, merestrukturisasi, memecahkan, mentransfer, menggunakan, mengklasifikasi, memilih, mendramatisasi, membuat sket, mendemonstrasikan, mengilustrasikan, menangani, mengkalkulasi.

4)           Analisis ( Analysis )
Tujuan kognitif pembelajaran IPS pada tingkat analisis, yakni:
·      Analisa informasi yang masuk dan menyusun informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya
·      Kemampuan mengenali dan membedakan faktor penyebab dan akibat dari suatu keadaan yang rumit
·      Kemampuan mengenal dan menggunakan logika berfikir untuk menyampaikan suatu alasan
·      Mengevaluasi relevansi data
Dapat disimpulkan bahwa tingkat analisis dalam tujuan kognitif pembelajaran IPS adalah dapat membedakan, memilih, membandingkan, membedakan, membuat diagram, menjelaskan, menganalisis, mengkategorikan, memeriksa, berdebat, menguji dan melakukan eksperimen.

5)           Sintesis ( Synthesis )
Tujuan kognitif pembelajaran IPS pada tingkat sintesis, yakni:
·    Penejelasan mengenai struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya   tidak terlihat
·       Kemampuan mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yg dibutuhkan
·       Mengungkapkan suatu konsepsi yang terorganisasi secara baik
·       Merumuskan sesuatu konsepsi baru
Dapat disimpulkan bahwa tingkat sintesis dalam tujuan kognitif pembelajaran IPS adalah memadukan, mengkomposisi, membangun, merencanakan, memodifikasi, memformulasi.

6)           Evaluasi ( Evaluation )
Tujuan kognitif pembelajaran IPS pada tingkat evaluasi, yakni:
· Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya
·      Menyesuaikan nilai suatu pekerjaan
Dapat disimpulkan bahwa tingkat evaluasi dalam tujuan kognitif pembelajaran IPS adalah menyimpulkan, menyesuaikan, meranking, mendukung, mengradasi, menjelaskan, menilai, menyeleksi, mengapresiasi, membobot, merevisi dan memperbaiki.

B.           Aspek Afektif
Aspek afektif dalam pembelajaran IPS mencakup perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek perasaan dan emosi serta derajat penerimaan atau penolakan siswa pada materi pembelajaran IPS yang diberikan.
Tujuan afektif ini terbagi kedalam 5 tingkatan, yakni:

1)    Penerimaan ( receiving )
Yakni adanya kesediaan untuk menyadari adanya suatu kenyataan (fenomena) maupun gejala yang ada di lingkungannya.
Tujuan afektif pembelajaran IPS pada tingkat penerimaan, yakni:
·      Dapat menerima
·      Dapat menghadiri
·      Sadar akan situasi kondisi yang sedang terjadi

2)    Tanggapan  ( responding )
Yakni Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan. Tujuan lainnya adalah untuk dapat aktif berpartisipasi seperti dalam hal mampu membuktikan, memberitahukan, menolong, melakukan dengan suka rela serta mengklaim terhadap sesuatu yang telah menjadi hak kita.

3)    Penghargaan ( valuating )
Yakni berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau tingkah laku.
Tujuan afektif pembelajaran IPS pada tingkat penghargaan, yakni:
·      Menerima nilai-nilai/ norma
·      Taat kepada nilai/norma
·      Memegang teguh nilai/norma

4)    Pengorganisasian ( organization )
Tujuan afektif pembelajaran IPS pada tingkat pengorganisasian, yakni:
·      Menghubungkan nilai/norma yang dianutnya
·      Mengintegrasikan nilai/norma kedalam kebiasaan hidup sehari-hari
·      Memadukan nilai-nilai yang berbeda,
·   Menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.
 
5)   
Karakterisasi berdasarkan nilai-nilai ( characterization by value )
Yakni internalisasi nilai/norma menjadi pola hidup seperti dalam bertingkah laku.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS secara khusus adalah melakukan tindakan, mengajukan pertanyaan, menjelaskan, memilih, menjawab, mengikuti dan menceritakan.


C.           Aspek Psikomotorik
 Aspek psikomotorik mencakup perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek keterampilan motorik ( gerakan ).
Tujuan Psikomotorik ini terbagi kedalam 5 tingkatan, yakni:

1)           Imitasi
Kemampuan menirukan gerakan yang telah diamati seperti mengamati, menirukan ( gerakan ) sederhana.
2)           Memanipulasi
Menggunakan konsep untuk melakukan gerakan sesuai dengan instruksi.
3)           Presisi
Melakukan gerakan dengan benar seperti dapat mengartikulasikan gerakan apabila mengalami kesalahan dan melakukan sesuatu dengan akurat.
4)           Artikulasi
Merangkaikan berbagai gerakan secara berkelanjutan dan terintegrasi seperti mengkoordinasikan beberapa kemampuan.
5)           Naturalisasi

Melakukan gerakan secara wajar dan efisien serta telah menjadi bagian dari kebiasaannya sepeti melakukan sesuatu secara terbiasa
.

Dalam hal aspek psikomotorik, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan adalah dengan praktek. Tujuan psikomotorik yang telah diuraikan diatas lebih menekankan pada gerakan yang diberikan oleh seorang siswa di dalam kegiatan belajar mengajar. Bermula pada pemberian instrruksi untuk melakukan gerakan tertentu sampai pada gerakan-gerakan yang sudah menjadi kebiasaan sehingga apabila kebiasaan itu dapat memajukan kegiatan belajar mengajar maka akan lebih mudah bagi pengajar untuk mengontrol siswanya.

Tujuan IPS menurut Fenton ( 1967 ) mengemukakan tiga tujuan utama studi sosial yaitu: mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik, mengajar anak didik menjadi warga negara yang baik, mengajar anak didik berkemampuan berfikir dan agar anak didik dapat melanjutkan kebudayaan bangsanya.

Tujuan utama dari social studies ( IPS ) itu ialah untuk memperkaya dan mengembangkan kehidupan anak didik dengan mengembangkan kemampuanya (abilities and power) dalam lingkunganya dan melatih anak didik untuk menempatkanya dalam masyarakat demokrasi, dalam mana mereka menjadikan negaranya tempat hidup yang lebih baik.

Tujuan-tujuan khusus ( the specific sains ) yang diklasifikasi menjadi 5  kelompok yaitu:  
         - Acquiring of knowledge ( pemberian pengetahuan)
   - Development of reasoning power and critical judgment ( kemampuan berfikir kritis,  dihubungkan dengan pengetahuan yang dimilikinya )
    -   Training in independent ( anak didik harus dilatih untuk belajar sendiri ) 
     -       Formation of habits and skill (pembentukan kegemaran & keterampilan anak didik )
·  
Training in desirable patterns of conduct ( menghayati nilai-nilai hidup yang baik)
Kesimpulan bahwa tujuan IPS adalah sama dengan tujuan umum seluruh program sekolah, yaitu pembentukan warga negara yang baik dan demokratis ( good citizen )

TUJUAN IPS DI INDONESIA
          
Tujuan-tujuan pembelajaran IPS, seperti yang telah dikemukakan adalah tujuan-tujuan yang bersifat universal yang dapat berlaku bagi anak didik di Negara maupun dunia ini. Selain tujuan yang umum itu, pada setiap Negara terdapat pula tujuan IPS yang khas, berdasarkan filsafat, sejarah, watak, dan keadaan geografi yang berbeda-beda sesuai dengan Negara masing-masing.
           
Menurut Nasution, Ilmu Pengetahuan Sosial ialah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan, yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungannya alam pisik maupun dalam lingkungan sosialnya dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti Geografi, Sejarah, Ekonomi, Anthropologi, Sosiologi, Ilmu politik dan pshikologi.

Membaca definisi Ilmu Pengetahuan Sosial diatas, maka sebenarnya Ilmu Pengatahuan Sosial adalah sama dengan studi sosial seperti yang dikemukakan pada bagian pertama tulisan ini.
            Tujuan ilmu pengetahuan sosial itu adalah :
  1. Memberikan pengetahuan yang merupakan kemampuan untuk mengingat kembali atau mengenal ide-ide atau penemuan yang telah dialami dalam bentuk yang sama atau yang dialami sebelumnya.
  2. Kemampuan dan keterampilan (abilities and skill), kemampuan untuk menemukan informasi yang tepat dan teknik dalam pengalaman seorang siswa untuk menolongnya memecahkan masalah-masalah baru atau menghadapi pengalaman baru. Dalam Ilmu Pengatahuan Sosial cara penyelidikan ahli-ahli sejarah dan ahli-ahli Ilmu Pengetahuan Sosial lainnya adalah bahagian yang penting dari kemampuan dan keterampilan yang dikehendaki.
  3. Tujuan yang bersifat afektif. Pengembangan dan sikap-sikap, pengertian-pengertian dan nilai-nilai yang akan meningkatkan pola hidup demokratis dan menolong siswa mengembangkan filsafat hidupnya.

IPS pada awalnya sebagai salah satu komponen kurikulum sekolah dari SD sampai SLA, merupakan wahana pencapaian tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam TAP: MPR RI Ni IV / MPR / 1978, tentang GBHN, sebagai berikut :

 “ Pendidikan nasional berdasarkan atas pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.”
 
Jadi tujuan akhir daripada pendidikan nasional di Indonesia ialah pembentukan warga Negara yang dapat membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsanya dan memiliki sifat-sifat :
·         Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
·         Cerdas
·         Terampil
·         Berbudi pekeri luhur
·         Memiliki kepribadian
·         Mempunyai semangat kebangsaan yang tinggi

Untuk mencapai tujuan tersebut, berarti anak didik harus dikembangkan secara keseluruhan, baik dalam dimensi horizontal maupun vertical.
a.    Dimensi Horizontal, berati mengembangkan anak didik supaya memiliki sikap tanggap terhadap lingkungannya, meliputi :
1.    Mengembangkan anak didik sebagai subjek yang mampu menguasai objek (alam sekitarnya) dan mengolahnya sehingga berguna dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat
2.    Mengembangkan anak didik menjadi manusia yang berperikemanusiaan, yang menganggap dan memperlakukan sesamanya sebagai semartabat dengan dirinya, menjadi manusia yang demokratis dan melaksanakan keadilan sosial serta sadar akan kedudukannya sebagai anggota bangsa yang terhormat dalam dunia internasional.
3.    Mengembangkan anak didik menjadi warga Negara Indonesia yang memiliki sikap terbuka bagi hasil-hasil kulturil yang dicapai oleh bangsanya dan umat manusia serta memanfaatkannya untuk perkembangan pribadi.
4.    Mengembangkan anak didik menjadi manusia yang bersikap mahakarya yang mampu membudayakan diri dan lingkungannya dalam bidang teknologi, ekonomi, politik sosial dan sebagainya.
5.    Mengembangkan anak didik agar menjadi manusia yang memiliki kesadaran ekologi yang tinggi yaitu memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan fisiknya karena keserasian antara manusia dengan lingkungan fisiknya merupakan dasar eksistensi manusia di dunia ini.
b.    Dimensi Vertikal, yakni hubungan manusia dengan penciptanya. Manusia Indonesia adalah manusia yang sadar bahwa ia ada karena rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu ia harus bertaqwa kepada-Nya. Bertitik tolak dari tujuan pendidikan nasional seperti tadi, maka tujuan pembelajaran IPS di Indonesia diperinci sebagai berikut :
A.   Aspek nilai dan sikap
    1. Mengakui dan menghormati harkat manusia.
    2. Mengakui dan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
    3. Menghayati nilai-nilai dalam agama masing-masing.
    4. Memupuk sikap toleransi sesame umat beragama.
    5. Menghormati perbedaan dalam adat istiadat.
    6. Bersikap positif terhadap bangsa dan negaranya.
    7. Menghormati milik orang lain dan milik Negara.
    8. Memupuk sikap terbuka bagi perubahan-perubahan di dunia dan nila-nilai berdasarkan norma yang telah dimilikinya.
B.   Aspek pengetahuan dan pemahaman
1.    Pemahaman tentang sejarah kebudayaan bangsa sendiri.
2.    Lingkungan geografis tempat manusia hidup serta interaksi antara manusia dengan lingkungan fisiknya.
3.    Cara manusia memerintah negaranya.
4.    Struktur kebudayaan dan cara hidup manusia di Negara sendiri dan di Negara lain.
5.    Cara manusia membudayakan lingkungan untuk menjamin hidupnya dan mempertinggi kesejahteraan bangsanya.
6.    Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap manusia.
7.    Pengaruh pertambahan penduduk terhadap lingkungan fisik dan sumber alam.
C.   Aspek keterampilan
1.    Kecakapan untuk memperoleh pengetahuan dan informasi dari bacaan, diskusi, dan lainnya.
2.    Keterampilan berfikir, menginterprestasi dan pengorganisasian informasi yang diperoleh dari berbagai sumber.
3.    Kecakapan untuk meninjau informasi secara kritis, membedakan antara fakta dan pendapat.
4.    Kecakapan untuk mengambil keputusan berdasarkan fakta dari pemikiran.
5.    Kecakapan dalam menggunakan metoda problem solving.
6.    Keterampilan dalam menggunakan alat-alat IPS seperti memahami globe, peta, grafik, tanel, dan sebagainya.
7.    Keterampilan dalam membuat laporan menggambar peta, mengadakan observasi, wawancara dan mengadakan penelitian sederhana.

ANTARA TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN IPS DI INDONESIA

Menelaah tentang rumusan tujuan pendidikan nasional dikaitkan dengan penyelenggaraan pendidikan IPS di lapangan, sangatlah menarik. Dengan telaah ini diharapkan kita semua menjadi sadar tujuan, bahwa setiap aktivitas pendidikan yang kita lakukan itu perlu memperhatikan bagaimana arah dan tujuan yang telah ditetapkan.Tetapi kenyataannya jarang yang demikian.

Di Indonesia, para pelaku pendidikan disekolah lebih banyak memperhatikan isi materi atau SK dan KD. Akibatnya, pedidikan itu kurang bermakna bagi kehidupan. Kenyataan itu menunjukkan bahwa kondisi pendidikan kita masih belum seperti yang diharapkan. Pemerintah memang telah melakukan berbagai perbaikan, misalnya: adanya peningkatan anggaran pendidikan, pembudayaan IT, adanya sekolah berstandar internasional, dilaksanakannya ujian nasional (sekalipun ada pro dan kontra), program sertifikasi guru (yang belum sepenuhnya memenuhi sasaran sebagai upaya peningkatan kualitas), juga adanya penyempurnaan kurikulum terkait dengan dikeluarkannya Permenno. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, dan Permen no. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), yang kemudian melahirkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), termasuk sudah barang tentu untuk mata pelajaran IPS.            

Namun kenyataannya,perbaikan Standar Isi untuk bidang IPS belum begitu memuaskan bila dikaitkan dengan hakikat pembelajaran IPS yang sesungguhnya. Pelajaran IPS tetap dipandang sebagai hal yang tidak penting dan disepelekan, oleh masyarakat, karena tidak di UN-kan. Pelajaran IPS terlalu sarat materi, bersifat kognitif dan hafalan. Karena bersifat hafalan, pembelajaran IPS menjadi menjemukan, tidak menarik dan justru dipandang sebagai beban bagi peserta didik.

Kini reformasi sudah berlangsung sekitar 12 tahun. Upaya-upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan ternyata belum membuahkan hasil yang signifikan. Karena derasnya pengaruh lingkungan, kegiatan pendidikan umunya menghadapi kesulitan dalam membina peserta didik menjadi generasi muda yang cerdas dan sekaligus beriman,berakhlak mulia, serta berkepribadian Pancasila.

Mengapa demikian, adakah yang salah dengan pendidikan kita? Dari pertanyaan-pertanyaan ini marilah kita membuat refleksi.Di Antara Dua Aliran Secara historis, bangsa Indonesia sejak era pra aksara sudah merintis perikehidupan yang menganut paham sosialisme-religius. Nilai-nilai dalam paham itu kemudian diakui sebagai bagian dari nilai-nilai keindonesiaan, yang oleh Bung Karno digali dan dirumuskan menjadi bagian dari sila-sila Pancasila. Hal ini dapat dikatakan bahwa aslinya bangsa Indonesia itu memang religius.

Sekalipun perkembangan pendidikan dunia telah dikuasai dan diwarnai oleh kekuatan Hellinisme, namun rumusan tujuan pendidikan nasional di Indonesia tetap berlandaskan pada nilai-nilai moral spiritual, dengan menyeimbangkan aspek-aspek duniawi maupun ukhrowi. Rumusan tujuan pendidikan nasional di Indonesia, merupakan tujuan pendidikan yang paling lengkap. Namun dalam praktek penyelenggarannya jauh dari ideal. Rumusan tujuan pendidikan nasional yang begitu komprehensif itu tidak sepenuhnya dipedomani. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia lebih pragmatis dengan tetap menekankan pada penguasaan materi ajar. Pendidikan di Indonesia lebih banyak melatih otak kiri, sehingga pendidikan kita bersifat intelektualistik.

Aspek-aspek moral dan karakter yang merupakan unsur fundamental dari kegiatan pembangunan, menjadi terabaikan. Oleh karena itu krisis ekonomi dan moneter menjadi berkepanjangan, sehingga berlanjut menjadi krisis multidimensional yang kemudian bermetamorfosis menjadi krisis intelektual dan hati nurani atau krisis akhlak dan moral(Soemarno Soedarsono, 2009: 115). Bidang pendidikan yang sebenarnya merupakan aspek fundamental dalam memperkokoh karakter dan jati diri bangsa tidak dapat berlangsung dengan baik.

Oleh karena itu, sangat tepat apa yang telah dicanangkan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional tentang pendidikan budaya dan karakter bangsa. Dengan program pendidikan budaya dan karakter bangsa ini, diharapkan dapat mengurai berbagai permasalahan, baik yang terkait dengan penyelenggaraanpendidikan maupun kegiatan pembangunan pada umumnya.

Tujuan pembelajaran IPS, secara umum dapat dirumuskan antara lain untuk mengantarkan, membimbing danmengembangkan potensi peserta didik agar :
(1) menjadi warga negara (dan juga wargadunia) yang baik;
(2) mengembangkan pemahaman mengenai pengetahuan dasarkemasyarakatan ,
(3) mengembangkan kemampuan berpikir kritis dengan penuh kearifandan keterampilan inkuiri untuk dapat memahami, menyikapi, dan mengambil langkah-langkah untuk ikut memecahkan masalah sosial kebangsaan,
(4) membangun komitmenterhadap nilai-nilai kemanusiaan dan menghargai serta ikut mengembangkan nilai-nilailuhur dan budaya Indonesia, dan
(5) mengembangkan kemampuan berkomunikasi danbekerja sama dalam kehidupan masyarakat yang majemuk, baik lokal, regional maupuninternasional.


Memahami uraian tentang pengertian dan tujuan pembelajaran IPS di atas,nampaknya sangat erat kaitannya dengan pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan moral atau pendidikan budi pekerti itu, memiliki arah dan tujuan yang sama dengan tujuan pembelajaran IPS, yakni sama-sama bertujuan agar peserta didik dan warga belajar pada umumnya menjadi warga negara yang baik. Terkait dengan ini, maka dalam pengembangan pendidikan karakter di sekolah, guru harus juga bekerja sama dengan keluarga atauorang tua/wali peserta didik. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa apabila pembelajaran IPS itu dilaksanakan sesuai dengan maksud dan tujuan pembelajaran IPS yang sebenarnya, maka proses pembelajaran itu secara tidak langsung merupakan proses pendidikan karakter.

Pembelajaran IPS dapat berperan sebagai pendidikan nilai atau pendidikan karakter, karena dalam pembelajaran IPS juga membelajarkan nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai keindonesiaan. Pembelajaran IPS juga dapat menjadi kerangka untuk memantapkan rekayasa sosial dalam pendidikan karakter.

Agar pembelajaran IPS itu dapat berperan dan menjadi instrumen penting bagipengembangan pendidikan karakter, maka perlu dilakukan pembenahan-pembenahan mendasar oleh para pelaku pendidikan dan institusi yang mengelola pendidikan IPS.

Proses pembelalajaran IPS, harus dibangun sebagai sebuah proses transaksi kultural yang harus mengembangkan karakter sebagai bagian tak terpisahkan dari pengembanganIPTEKS pada umumnya. Pelaksanaan pendidikan IPS saat ini yang lebih didominasi oleh praktik pendidikan di tingkat individual yang cenderung kognitif-intelektualistik,perlu diarahkan kembali sebagai wahana pembelajaran masyarakat, wahanapengembangan pendidikan karakter bangsa, sebagai proses pembangunan kecerdasan,akhlak dan kepribadian warga belajar secara utuh sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sesuai dengan maksud dan tujuannya, pembelajaran IPS harus memfokuskan perannya pada upaya mengembangkan pendidikan untuk menjamin kelangsungan hidup masyarakat dan lingkungannya secara bermartabat. Penutup Tujuan pendidikan nasional dirumuskan berdasarkan nilai-nilai dasar kehidupan bangsa Indonesia.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Produksi Jangka Pendek

EKONOMI MIKRO :PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Dualisme Dalam Perekonomian